Musik Keroncong: Definisi, Sejarah dan Ciri-ciri

Lagu keroncong merupakan salah satu genre yang cukup terkenal hingga kini. Aliran musik ini diyakini berasal dari Portugis. Di Indonesia musisi lagu keroncong cukup banyak pada abad ke 20. Mulai dari kalangan atas, bangsa asing hingga pribumi.

Gambar oleh Ridoy Hasan dari Pixabay 

Definisi Musik Keroncong
Keroncong didefinisikan sebagai aliran musik yang mencampurkan alat musik daerah dan musik kolonial yang dibawa Portugis. Ciri khas musik keroncong adalah terutama memiliki ukulele dan biola sebagai identitasnya.

Di Indonesia musik keroncong merupakan musik hybrid, adalah genre hasil persilangan antara alat musik barat dan timur bahkan lokal. Pengaruh musik yang melekat sampai saat ini dalam penggunaan musik pop.

Sejarah Singkat Musik Keroncong
Dalam sejarahnya, asal mula keroncong berasal dari Negara Portugis pada abad ke-16. Di negaranya sendiri, keroncong disebut fado. Pada awalnya, fado sering dibawakan oleh kaum budak negro yang tinggal di Afrika Barat.

Seiring waktu, fado berkembang menjadi musik perkotaan, tak jarang juga digunakan untuk pengiring tari-tarian di Portugis. Salah satunya tarian Moresco. Tarian ini dipengaruhi oleh budaya islam, yang menjadi hiburan spesial untuk istana.

Malaka menjadi tempat pertama kali musik keroncong dimainkan di nusantara dari daerah India, yang kemudian dimainkan kembali oleh para buruh dari Maluku.

Ketika pengaruh musik Portugis mulai mereda di Indonesia pada abad ke-17. Musik keroncong tetap bertahan karena masyarakat setempat ikut serta melestarikannya.

Kemudian perkembangan selanjutnya, bertambah banyak alat musik di Indonesia, salah satunya gamelan dan suling yang sering dikolaborasikan dalam aransemen musik keroncong. Dan pada abad 19 aliran musik keroncong ini bertambah populer termasuk sampai ke Malaysia sampai tahun 1960.

Tokoh
Musisi keroncong di Indonesia cukup banyak, salah satunya Gesang Martohartono yang dikenal sebagai maestro keroncong Indonesia dan tokoh musik dengan lagu ciptaannya yang berjudul Bengawan Solo.

Ada pula Ismail Marzuki, Waljinah, Waljinah, Mus Mulayadi, Kusbini, Kartina Dahari, dan masih banyak lagi.

Karakter Musik Keroncong 
Nama “Kroncong” mungkin berasal dari suara ukulele jenis Cak Cuk yang muncul dan disebut kerincing, seperti yang terdengar di latar belakang irama musik yang diciptakan oleh instrumen dimainkan secara on atau off beat. Irama latar belakang ini bernada lebih cepat daripada vokal atau melodi yang sering kali lambat, dan biasanya dibuat oleh dua ukulele, cello, gitar dan bass. 

Musik keroncong merupakan instrumen-instrumen, terutama ukelele, saling bertautan seperti halnya instrumen dalam orkestra gamelan, dan tentu tradisi musik Indonesia telah diterapkan pada orkestra instrumen Eropa. Sebelumnya, para musisi juga menggunakan alat musik Portugis yang disebut cavaquinho, alat musik senar empat yang terlihat seperti gitar; namun, cavaquinho kemudian dimodifikasi menjadi prounga, instrumen senar 3 nilon dengan nada rendah, dan macina, instrumen senar 4 nilon bernada tinggi. 

Ciri-ciri Musik Keroncong
Diutip daari Kumparan, ciri-ciri musik keroncong adalah:
  • Ukuran birama 4/4
  • Lirik lagu atau syair lagu terdiri atas tujuh kalimat. Setiap lirik terdiri 4 bar atau birama sehingga jumlah seluruhnya 28 bar atau birama.
  • Kalimat ke 3 terdapat interlude secara instrumental sebanyak 2 bar sampai 4 bar.
  • Pada kalimat lagu ke 4 selalu terdapat iringan
  • Memiliki alat musik ukulele yang berperan sangat penting 
  • Instrument lagu keroncong asli terdiri dari 7 yaitu bass, cello, biola, seruling atau flute, gitar melodi , ukulele dan chak.
  • Penggunaan unsur harmoni sangat terbatas agar tidak ada improvisasi.
  • Musik keroncong modern telah berkambang dari segi alat intrumennya.
Sampai saat ini, musik keroncong masih terus berkembang di Indonesia. Banyaknya alat musik yang bermunculan menjadi kolaborasi yang menarik. Akan tetapi, ciri dan karakteristik dari musik keroncong itu sendiri tetap menjadi khas.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel